MAKALAH
ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR (ISBD)
PERTENTANGAN SOSIAL DAN INTERGRASI MASYARAKAT
Tugas ini dibuat Untuk memenuhi Tugas Ilmu Sosial Budaya Dasar
(ISBD)
Yang dibina Oleh Ibu Murdiningsih, S. Pd., M. Si
Disusun Oleh:
Eka Nur Ainiy (0716010351)
Yolan Maulita Wiguna (0716010471)
Kelas: PMTK Sore
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS PEKALONGAN
TAHUN AKADEMI 2016
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas
limpahan karunia – Nya kita dapat menyelesaikan tugas yang berjudul
“Pertentangan – Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat” ini dengan
lancar.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ISBD. Dalam
makalah ini akan dibahas hal –hal yang menyangkut tentang perbedaan
kepentingan, prasangka, diskriminasi, dan Enthosentrisme, pertentangan –
pertentangan sosial ketegangan – ketegangan dan masyarakat, golongan –
golongan yang berbeda dan integrasi sosial, dan integrasi sosial. Maka dari
itu makalah ini cocok dibaca oleh kalangan mahasiswa maupun masyarakat umum
yang cinta terhadap persatuan dan kesatuan warga negara Indonesia.
Kami juga menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak luput dari
kekurangan. Oleh sebab itu kami sangat berharap dapat menerima kritik dan
saran dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah – makalah selanjutnya. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Amin.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap tingkah
laku individu satu dengan individu lain pasti berbeda. Individu bertingkah laku
karena ada dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Tapi apabila gagal dalam
memenuhi kepentingannya akan banyak menimbulkan masalah baik bagi dirinya
maupun bagi lingkungannya. Dan suatu hal yang berkaitan, apabila seseorang
individu mempunyai prasangka dan akan cenderung membuat sikap untuk membeda –
bedakan. Maka akan terjadi sikap bahwa kebudayaan dirinya lebih baik daripada
kebudayaan orang lain, sehingga timbullah konflik yaitu berusaha untuk memenuhi
tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman
kekerasan.
Di dalam
kelompok masyarakat Indonesia, konflik dapat disebabkan karena faktor harga
diri dan kebanggaan kelompok terusik,
adanya perbedaan kebudayaan, benturan
kepentingan (politik, ekonomi, kekuasaan). Adat kebiasaan dan tradisi yang
hidup dalam masyarakat merupakan tali pengikat kesatuan perilaku di dalam
masyarakat. Suatu kelompok yang ada dalam keadaan konflik yang berlangsung lama
biasanya mengalami desintegrasi. Dan untuk menyelesaikan semua itu melalui
integrasi masyarakat. Intergrasi dapat berlangsung cepat atau lambat karena
dipengaruhi oleh faktor homogenitas kelompok, besar kecilnya kelompok,
mobilitas geografis dan efektifitas komunikasi.
1.
Apa
saja yang terjadi di dalam masyarakat?
2.
Mengapa
permasalahan itu terjadi?
3.
Apa
yang bisa mengendalikan sehingga permasalahan bisa selesai?
1.
Mengetahui
masalah apa saja yang terjadi di dalam masyarakat.
2.
Mengetahui
yang melatar belakangi permasalahan itu muncul.
3.
Masyarakat
bisa menghindari terjadinya permasalahan.
BAB II
PEMBAHASAN
Kepentingan merupakan dasar timbulnya tingkah laku
individu. Tingkah laku individu merupakan cara atau alat dalam memenuhi
kepentingannya. Ada 2 jenis kepentingan dalam diri individu yaitu
kepentingan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan sosial / psikologis.
Perbedaan kepentingan itu antara lain:
1.
Kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang.
2.
Kepentingan individu untuk memperoleh harga diri.
3.
Kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan yang sama.
4.
Kepentingan individu untuk memperoleh potensi dan posisi.
5.
Kepentingan individu untuk membutuhkan orang lain.
6.
Kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan di dalam kelompoknya.
7.
Kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri.
8.
Kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri
Kenyataan – kenyataan seperti itu menunjukkan
ketidakmampuan suatu ideologi mewujudkan idealisme yang akhirnya akan
melahirkan kondisi disintegrasi atau konflik. Permasalahan utama dalam tinjauan
konflik ini adalah adanya jarak yang terlalu besar antara harapan dengan
kenyataan pelaksanaan dan hasilnya kenyataan itu disebabkan oleh sudut pandang
yang berbeda antara pemerintah atau penguasa sebagai pemegang kendali ideologi
dengan berbagai kelompok kepentingan sebagai sub – sub ideologi.
Perbedaan kepentingan ini tidak secara langsung
menyebabkan terjadinya konflik tapi mengenal beberapa fase yaitu:
1. Fase
disintegrasi yang terjadi karena kesalah pahaman
2. Fase
dis – integrasi yaitu pernyataan tidak setuju.
Fase dis – integrasi ini memiliki
tahapan (Menurut Walter W Martin dkk):
·
Ketidaksepahaman
anggota kelompok tentang tujuan yang dicapai.
·
Norma sosial
tidak membantu dalam mencapai tujuan yang disepakati.
·
Norma yang
dihayati bertentangan satu sama lain.
·
Sanksi sudah
menjadi lemah
·
Tindakan anggota
masyarakat sudah bertentangan dengan norma kelompok.
Prasangka dan diskriminasi dua hal yang ada
relevansinya. Kedua tindakan tersebut dapat merugikan pertumbuhan,
perkembangan, dan bahkan integrasi masyarakat. Kerugian prasangka melalui
hubungan pribadi dan akan menjalar bahkan melembaga (turun-temurun).
Jadi prasangka dasarnya pribadi dan dimiliki bersama. Perbedaan
terpokok antara prasangka dan diskriminatif adalah prasangka menunjukkan pada
aspek sikap, sedangkan diskriminatif pada tindakan. Sikap adalah
kecenderungan untuk berespons baik secara positif atau negatif terhadap
orang, obyek atau situasi.
Dalam konteks realitas, prasangka diartikan: “Suatu
sikap terhadap anggota kelompok etnis atau ras tertentu, yang terbentuk
terlalu cepat tanpa suatu induksi. Diskriminatif merupakan tindakan yang realistis”.
Dapat disimpulkan bahwa prasangka itu muncul sebagai akibat kurangnya
pengetahuan, pengertian dan fakta kehidupan, adanya dominasi kepentingan
golongan atau pribadi, dan tidak menyadari akan kerugian yang bakal terjadi.
Tingkat prasangka itu menumbuhkan jarak sosial tertentu di antara anggota
sendiri dengan anggota kelompok luar.
Ѿ
Sebab-sebab
terjadinya prasangka dan diskriminasi:
1. Berlatar
belakang sejarah.
2. Dilatar
belakangi oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional
3. Bersumber
dari faktor kepribadian
4. Berlatar
belakang perbedaan keyakinan, kepercayaan dan agama
Ѿ Usaha untuk menghilangkan diskriminasi:
1. Perbaikan
kondisi sosial dan ekonomi
2. Perluasan
kesempatan belajar
3. Sikap
terbuka dan sikap lapang
Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak
adil terhadap individu tertentu, dimana layanan ini dibuat berdasarkan
karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminatif nerupakan
suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia, ini disebabkan
karena kecenderungan manusia untuk membeda – bedakan yang lain.
Ѿ Diskriminatif dibedakan menjadi 3 yakni:
1. Diskriminatif
langsung, terjadi saat hukum, peraturan atau kebijakan jelas – jelas
menyebutkan karakteristik tertentu yang sama.
2. Diskriminatif
tidak langsung, terjadi saat peraturan yang bersifat netral menjadi
diskriminatif saat diterapkan di lapangan.
3. Enthosentrisme
yaitu suatu keecenderungan yang menganggap nilai – nilai dan norma – norma
kebudayaannya sendiri sebagai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak dan
dipergunakan sebagai tolak ukur untuk menilai dan membedakannya dengan
kebudayaan lain.
Enthosentrisme merupakan kecenderungan tak sadar
untuk mempresentasikan atau menilai kelompok dengan tolak ukur kebudayaannya
sendiri. Sikap enthosentrisme dalam tingkah laku berkomunikasi nampak canggung,
tidak luwes,. Akibatnya enthosentrisme
penampilan yang etnosentrik, dapat menjadi penyebab utama kesalahan pemahaman
dalam berkomunikasi. Ethnosentrisme dapat dianggap sebagai sikap dasar ideologi
Chauvinisme pernah dianut oleh orang – orang Jerman pada zaman Nazi Hitler.
Mereka merasa dirinya superior, lebih unggul dari bangsa – bangsa lain, dan
memandang bangsa – bangsa lain sebagai
inferior, lebih rendah, nista, dsb.
Hidup bermasyarakat yaitu sebuah hubungan antar
individu-individu maupun antar kelompok dan golongan yang terjadi dalam proses
kehidupan. Hidup bermasyarakat juga berarti kehidupan dinamis, dimana setiap
anggota masyarakat salaing berinteraksi. Hubungan antar individu ini pun diikat
oleh ikatan yang berupa norma serta nilai-nilai yang telah dibuat bersama para
anggota. Norma dan nilai-nilai inilah yang menjadi alat pengendali agar para
anggota
masyarakat tidak terlepas dari rel ketentuan yang telah disepakati itu.
Solidaritas, toleransi dan tenggang rasa adalah bukti kuatnya ikatan itu.
Pada kenyataannya tidak semua masyarakat membentuk
sebuah harmonisasi. Pada kondisi-kondisi tertentu hubungan antara masyarakat
diwarnai berbagai persamaan. Namun sering juga didapati
perbedaan-perbedaan,bahkan pertentangan dalam masyarakat. Hal-hal seperti
itulah yang menimbulkan perpecahan dalam masyarakat. Salah satu contohnya adalah
Pertentangan sosial dan ketegangan dalam masyarakat
Pertentang sosial
adalah suatu konflik yang terjadi didalam suatu lingkungan masyarakat. Dimana
ada suatu kelompok yang tidak menyukai kelompok lain, sehingga menimbulkan
suatu perselisihan diantara mereka. Banyak sekali pertentangan sosial yang
terjadi di Dunia ini. Seperti contohnya perak Irak yang kunjung selesai, dan
kalau menusuri indonesia contohnya GAM (Gerakan Aceh Merdeka), PT.freepot yang
terjadi di Papua.
·
Adapun
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pertentangan sosial:
1. Rasa
Iri antara individu,negara, dan masyarakat
2. Adanya
rasa tidak puas masyarakat terhadap kepemerintahan
3. Banyak
adu domba antara politik,agama,suku serta budaya
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan
dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misal
kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi pada lingkungan yang paling
kecil yaitu individu sampai kepada lingkup yang luas, yakni masyarakat:
1. Pada
taraf di dalam diri seseorang, konflik menunjuk pada adanya pertentangan atau
emosi-emosi dan dorongan-dorongan antagonistic di dalam diri seseorang.
2. Pada
taraf kelompok, konflik-konflik ditimbulkan dari konflik-konflik yang terjadi
dalam diri individu dari perbedaan-perbedaan anggota kelompok dalam tujuan,
nilai, norma serta minat untuk menjadi anggota kelompok.3.
3. Pada
taraf masyarakat, konflik bersumber pada perbedaan nilai dan norma kelompok
dengan nilai dan norma kelompok lain.
Tipe konflik ini timbul dari proses-proses yang
tidak rasional dan emosional dari pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Upaya
untuk memecahkan konflik selalu timbul selama berlangsungnya kehidupan suatu
kelompok, namun terdapat perbedaan-perbedaan di dalam sifat dan intensitas
konflik pada berbagai tahap perkembangan kelompok. Adapun cara-cara pemecahan
konflik sebagai berikut:
1. Elimination: Pengunduran diri salah
satu pihak yang terlibat di dalam konflik.
2. Subjugation atau Domination:
Orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang atau
pihak lain untuk mentaatinya.
3. Majority Rule: Suara terbanyak
yang ditentukan dengan voting, akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan
argumentasi.
4. Minority Consent: Kelompok
mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan, dan
menerima keputusan serta sepakat untuk melakukan kegiatan bersama
5. Compromise (Kompromi):
Kedua atau semua sub kelompok yang terlibat di dalam konflik, berusaha mencari
dan mendapatkan jalan tengah.
6. Integration: Pendapat-pendapat yang
bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan, dan ditelaah kembali sampai
kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.
Usaha-usaha untuk menghindari perbedaan-perbedaan
dan untuk memendam konflik-konflik, tidak pernah berhasil dalam waktu yang
lama. Kesatupaduan di dalam perbedaan perbedaan merupakan suatu nilai yang menghargai
perbedaan, yang menggunakan perbedaan-perbedaan tersebut untuk memperkuat
kelompok.
Masyarakat Indonesia
digolongkan sebagai masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa
dan golongan sosial yang dipersatukan oleh kesatuan nasional yang berwujudkan
Negara Indonesia. Aspek – aspek dari kemasyarakatan:
1. Suku
bangsa
2. Agama
3. Bahasa
4. Nasional
Indonesia
Ѿ Adapun hal – hal yang dapat menjadi penghambat dalam
integrasi:
1. Tuntutan
penguasaan atas wilayah yang dianggap sebagai pemiliknya.
2. Isu
asli tidak asli, barkaitan dengan perbedaan kehidupan ekonomi antar warga
negara Indonesia asli dengan keturunan (Tionghoa, Arab).
3. Agama,
sentimen agama dapat digerakkan untuk mempertajam perbedaan kesukuan.
4. Kondisi
masyarakat yang majemuk.
5. Pertumbuhan
partai politik
6. Perbedaan
ideologi
Integrasi nasional dapat diartikan penyatuan bagian
– bagian yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang
lebih utuh atau memadukan masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu
bangsa. Untuk terciptanya integrasi nasional, perlu adanya suatu jiwa, asas
spiritual, solidaritas yang besar. Perlu dicari bentuk-bentuk akomodatif
yang dapat mengurangi konflik sebagai akibat dari prasangka, yaitu melalui
4 sistem :
1. Sistem budaya seperti nilai-nilai
Pancasila dan UUD 1945.
2. Sistem sosial seperti
kolektiva-kolektiva sosial dalam segala bidang.
3. Sistem kepribadian yang terwujud
sebagai pola-pola penglihatan, perasaan, pola-pola penilaian yang dianggap pola
keindonesiaan.
4. Sistem organik jasmaniah,
di mana nasion tidak didasarkan atas persamaan ras.
Untuk mengurangi prasangka ke-4 sistem itu harus
dibina, dikembangkan dan memperkuatnya sehingga perwujudan nasional Indonesia
tercapai.
BAB III
PENUTUP
Disetiap masyarakat pasti muncul pertentangan – pertentangan atau
permasalahan – permasalahan, diantaranya:
1.
Perbedaan
kepentingan ada 2: Kepentingan dalam diri individu yakni kepentingan biologis
dan kepentingan sosial/psikologis.
2.
Prasangka
dan diskriminatif : prasangka yang
menunjukkan aspek sikap sedangkan diskriminatif pada tindakan, sedangkan Enthosentrisme:
kebudayaan dirinya lebih unggul dari kebudayaan lainnya.
3.
Pertentangan
sosial : suatu pengertian
tingkah laku yang lebih luas dari pada yang biasa dibayangkan orang dengan
mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar.
4.
Golongan
yang berbeda dan integrasi sosial : suatu konflk yang disebabkan kondisi
masyarakatnya yang majemuk.
5.
Integrasi
nasional dapat diartikan penyatuan bagian – bagian yang berbeda dari suatu
masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat
kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa.
Makalah yang ditulis ini tentunya
sangat jauh dari nilai kesempurnaan. Meskipun demikian penulis tetap
menyarankan kepada para pembaca agar dalam menjalami kehidupan sehari – hari
selalu melihat konflik maupun pertentangan yang bersumber dari perbedaan secara
logis dan realistis. Sehingga tidak menimbulkan konflik yang lebih besar yang
dapat mengarahkan kita pada perpecahan dalam berbangsa. Semoga makalah ini
memiliki manfaat bagi penulis khususnya dan seluruh pembaca pada umunya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
SOAL – SOAL
1.
Berikut ini yang merupakan
salah satu kepentingan
dalam diri individu, kecuali...
a. Kepentingan
individu untuk memperoleh kasih sayang.
b.
Kepentingan individu untuk memperoleh harga diri.
c. Kepentingan kelompok untuk mendapatkan pengakuan
yang sama dari masyarakat.
d. Kepentingan
individu untuk memperoleh kemerdekaan diri.
e.
Kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman dan
perlindungan diri.
2. Perbedaan
terpokok antara prasangka dan diskriminatif adalah...
a. Prasangka menunjukkan pada aspek sikap, sedangkan
diskriminatif pada tindakan.
b.
Prasangka menunjukkan pada aspek tindakan, sedangkan diskriminatif
pada sikap.
c.
Prasangka menunjukkan pada orang lain, sedangkan
diskriminatif pada diri sendiri.
d.
Prasangka menunjukkan pada kemanusiaan, sedangkan
diskriminatif pada ketuhanan.
e.
Prasangka menunjukkan pada sikap yang baik, sedangkan
diskriminatif pada sikap tercela.
3. Suatu
konflik yang terjadi didalam suatu lingkungan masyarakat disebut...
a.
Integrasi sosial
b.
Pertentang sosial
c.
Masyarakat
sosial
d.
Kehidupan
sosial
e.
Cobaan
sosial
4. Di bawah ini, hal – hal yang dapat menjadi
penghambat dalam integrasi adalah...
a. Kerukunan masyarakat yang terjalin dengan baik
b. Rasa
persaudaraan yang sangat tinggi
c. Adanya
kerja sama yang saling menguntungkan
d.
Perbedaan ideologi
e. Sikap
gotong royong dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang berhubungan dengan
masyarakat.
5. Penyatuan
bagian – bagian yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan
yang lebih utuh atau memadukan masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi
suatu bangsa adalah pengertian dari...
a.
Nasionalisme
b.
Bela negara
c.
Rasa persatuan
d.
Sosialisasi
e. Integrasi nasional
6.
Dibawah ini merupakan salah satu usaha untuk menghilangkan diskriminasi
adalah...
a.
Perbaikan kondisi sosial dan
ekonomi
b.
Penyebaran isu-isu untuk merugikan orang lain
c.
Penyebaran fitnah yang ditujukan untuk menjatuhkan
orang lain
d.
Membedakan antara golongan satu dengan golongan lain.
e.
Menganggap rendah orang lain.
1.
Sebutkan
3 contoh perbedaan kepentingan individu!
2.
Fase
– fase terjadinya konflik ada 2,
jelaskan!
3.
Sebutkan
sebab – sebab terjadinya prasangka dan diskriminasi!
4.
Apa
pengertian pertentangan sosial? Dan berikan contohnya (minimal 2)!
5.
Hal
– hal penghambat integrasi sosial!
6.
Bentuk
akomodatif yang dapat mengurangi integrasi nasional melalui 4 sistem!
KUNCI JAWABAN
1.
C
2.
A
3.
B
4.
D
5.
E
6.
A
1.
3
Perbedaan kepentingan individu:
a. Kepentingan
individu untuk memperoleh kasih sayang.
b. Kepentingan
individu untuk memperoleh harga diri.
c. Kepentingan
individu untuk memperoleh penghargaan yang sama.
2. Fase – fase terjadinya konflik:
a. Fase
disintegrasi yang terjadi karena kesalah pahaman
b. Fase
dis – integrasi yaitu pernyataan tidak setuju.
3. Sebab
– Sebab terjadinya prasangka dan diskriminasi:
a. Berlatar
belakang sejarah.
b. Dilatar
belakangi oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional
c. Bersumber
dari factor kepribadian
d. Berlatar
belakang perbedaan keyakinan, kepercayaan dan agama
4.
Pertentangan
sosial adalah suatu konflik yang terjadi didalam suatu
lingkungan masyarakat. Contohnya:
a.
perang Irak yang
kunjung selesai
b. GAM
(Gerakan Aceh Merdeka)
5. Adapun hal – hal yang dapat menjadi penghambat dalam
integrasi:
a. Tuntutan
penguasaan atas wilayah yang dianggap sebagai pemiliknya.
b. Isu
asli tidak asli, barkaitan dengan perbedaan kehidupan ekonomi antar warga
negara Indonesia asli dengan keturunan (Tionghoa, Arab).
c. Agama,
sentimen agama dapat digerakkan untuk mempertajam perbedaan kesukuan.
d. Kondisi
masyarakat yang majemuk.
e. Pertumbuhan
partai politik
f. Perbedaan
ideologi
6.
Bentuk-bentuk
akomodatif yang dapat mengurangi konflik sebagai akibat dari
prasangka, yaitu melalui 4 sistem :
a. Sistem budaya seperti nilai-nilai
Pancasila dan UUD 1945.
b. Sistem sosial seperti
kolektiva-kolektiva sosial dalam segala bidang.
c. Sistem kepribadian yang terwujud
sebagai pola-pola penglihatan, perasaan, pola-pola penilaian yang dianggap pola
keindonesiaan.
d. Sistem organik jasmaniah,
di mana nasion tidak didasarkan atas persamaan ras.
No comments:
Post a Comment