Sunday, 23 September 2018

Lagu Matematika Trigonometri

Salam sejahtera bagi pembaca blogku...

Pada kali ini saya akan membagikan video pembelajaran buatan mahasiswi Unikal. Yaitu video pembelajaran mengenai Trigonometri yang kami buat dari lagu yang sedang buming²nya. Yupsss.... Lagu Havana, tapi kita sisipkan lirik matematika di dalamnya. Tenang kok lagunya merdu dan liriknya enteng untuk dihafalkan 😂



Klik link di bawah ini untuk melihat video "Havana with mathematics lyrics" 😉😘

https://m.youtube.com/watch?v=-NgS_zzfdrI&t=60s&list=LLfrFcuxDnhQL_OJxzQy2d-w&index=7

Friday, 21 September 2018

KOMPONEN PENGEMBANGAN KURIKULUM

Hi, pembaca blog yang setiaku.... :D Pada kali ini saya akan menyampaikan materi tentang "Komponen - Komponen Pengembangan Kurikulum" yang saya ambil berdasarkan 2 sumber. Untuk yang pertama saya akan membahas buku karangan Oemar Hamalik, yang akan saya bahas sebagai berikut:

Sumber I - KOMPONEN-KOMPONEN PENGEMBANGAN KURIKULUM
Kurikulum sebagai suatu sistem keseluruhan memiliki komponen-komponen yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yakni : 1. Tujuan, 2. Materi, 3. Metode, 4. Organisasi, dan 5. Evaluasi.
Komponen-komponen tersebut, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama menjadi dasar utama dalam upaya mengembangkan sistem pembelajaran.
      a.      Tujuan kurikulum
Tujuan kurikulum tiap satuan pendidikan harus mengacu ke arah pencapaian tujuan pendidikan nasional, sebagaimana telah ditetapkan dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam skala yang lebih luas, kurikulum merupakan suatu alat pendidikan dalam rangka pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Kurikulum menyediakan kesempatan yang luas bagi peserta didik untuk mengalami proses pendidikan dan pembelajaran untuk mencapai target tujuan pendidikan nasional khususnya, dan sumber daya manusia yang berkualitas umumnya. Tujuan ini dikategorikan sebagai tujuan umum kurikulum.
            Tujuan Mata Ajaran. Mata ajaran dikelompokkan menjadi beberapa bidang studi, yakni :
1.      Bidang studi Bahasa dan Seni.
2.      Bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial.
3.      Bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam.
4.      Bidang studi Pedidikan Jasmani dan Kesehatan.
Setiap bidang studi meliputi sejumlah mata ajaran tertentu. Misalnya bidang studi IPS, terdiri dari mata ajaran ekonomi, sosiologi, geografi, sejarah, dan lain-lain.
Setiap mata ajaran mempunyai tujuan sendiri dan berbeda dengan tujuan yang hendak dicapai oleh mata ajaran lainnya. Tujuan mata ajaran merupakan penjabaran dari tujuan kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Sebagai contoh kita pilih tujuan mata ajaran Berhitung, sebagai berikut:
1) Menanamkan, memupuk, dan mengembangkan pengetahuan dan kecakapan dasar berhitung yang praktis.
2)   Menanamkan, memupuk, dan mengembangkan kemampuan berpikir logis dan kritis dalam pola berpikir abstrak, sehingga mampu memecahkan soal-soal yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
3)  Menanamkan, memupuk, dan mengembangkan kemampuan untuk hemat dan andai menghargai waktu, rasional, ekonomis.
4)   Menanamkan, memupuk, dan mengembangkan sikap gotong royong, jujur serta percaya kepada diri sendiri.
Berdasarkan tujuan-tujuan tersebut, baik tujuan umum maupun tujuan khusus, selanjutnya dapat ditetapkan/direncanakan materi pelajaran.
      b.      Materi Kurikulum
Materi kurikulum pada hakikatnya  adalah isi kurikulum. Dalam undang-undang pendidikan tentang Sistem Pendidikan Nasional telah ditetapkan, bahwa....... “isi kurikulum merupakan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan suatu pendidikan yang bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional” (Bab IX, Ps. 39). Sesuai dengan rumusan tersebut, isi kurikulum dikembangkan dan disusun berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1)    Materi kurikulum berupa bahan pembelajaran yang terdiri dari bahan kajian atau topik-topik pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses belajar dan pembelajaran;
2)   Materi kurikulum mengacu pada pencapaian tujuan masing-masing satuan pendidikan. Perbedaan dalam ruang lingkup dan urutan bahan pelajaran disebabkan oleh perbedaan tujuan satuan pendidikan tersebut;
3)    Materi kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Dalam hal ini, tujuan pendidikan nasional merupakan target tertinggi yang hendak dicapai melalui penyampaian materi kurikulum.
Materi kurikulum mengandung aspek-aspek tertentu sesuai dengan tujuan kurikulum, yang meliputi :
1)  Teori, ialah seperangkat konstruk atau konsep, definisi dan preposisi yang saling berhubungan, yang menyajikan pendapat sistematik tentang gejala dengan menspesifikasi hubungan-hubungan antara variabel-variabel dengan maksud menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.
2)  Konsep, adalah suatu abstraksi yang dibentuk oleh generalisasi dari kekhususan-kekhususan. Konsep adalah definisi singkat dari sekelompok fakta atau gejala.
3)    Generalisasi, adalah kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus, bersumber dari analisis, pendapat atau pembuktian dalam penelitian.
4)  Prinsip, adalah ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang mengembangkan hubungan antara beberapa konsep.
5)    Prosedur, adalah suatu seri  langkah-langkah yang berurutan dalam materi pelajaran yang harus dilakukan oleh siswa.
6)    Fakta, adalah sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap penting, terdiri dari terminologi, orang dan tempat, dan kejadian.
7)     Istilah, adalah kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang diperkenalkan dalam materi.
8)  Contoh atau ilustrasi, ialah suatu hal atau tindakan atau proses yang bertujuan untuk memperjelas suatu uraian atau pendapat.
9)   Definisi, adalah penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu hal/suatu kata dalam garis besarnya.
10) Preposisi, adalah suatu pernyataan atau theorem, atau pendapat yang tak perlu diberi argumentasi. Preposisi hampir sama dengan asumsi dan paradigma (Oemar Hamalik, 1989,h. 84-86)
  1. Metode
Metode adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Suatu metode mengandung pengertian terlaksananya kegiatan guru dan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. Metode dilaksanakan melalui prosedur tertentu. Dewasa ini, keaktifan siswa belajar mendapat tekanan utama dibandingkan dengan keaktifan siswa yang bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswa. Karena itu, istilah metode yang lebih menekankan pada kegiatan guru, selanjutnya diganti dengan istilah strategi pembelajaran yang menekankan pada kegiatan siswa.
Metode atau strategi pembelajaran menepati fungsi yang penting dalam kurikulum, karena memuat tugas-tugas yang perlu dikerjakan oleh siswa dan guru. Karena itu, penyusunannya hendaknya berdasarkan analisa tugas yang mengacu pada tujuan kurikulum dan berdasarkan perilaku awal siswa. Dalam hubungan ini, ada tiga alternative pendekatan yang dapat digunakan, yaitu :
1)  Pendekatan yang berpusat pada mata pelajaran, dimana materi pembelajaran terutama bersumber dari mata ajaran. Penyampaiannya dilakukan melalui komunikasi antara guru dan siswa. Guru sebagai penyampai pesan atau komunikator. Siswa sebagai penerima pesan. Bahan pelajaran adalah pesan itu sendiri. Dalam rangkaian komunikasi tersebut dapat digunakan berbagai metode mengajar.
2)   Pendekatan yang berpusat pada siswa. Pembelajaran dilaksanakan berdasarkan kebutuhan, minat, dan kemampuan siswa. Dalam pendekatan ini lebih banyak digunakan metode dalam rangka individualisasi pembelajaran. Seperti belajar mandiri, belajar modular, paket belajar dan sebagainya.
3)  Pedekatan yang berorientasi pada kehidupan masyarakat. Pendekatan ini bertujuan mengintegrasi sekolah dan masyarakat dan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat. Prosedur yang ditempuh ialah dengan mengundang masyarakat ke sekolah atau siswa berkunjung ke masyarakat. Metode yang digunakan terdiri dati : karyawisata, nara sumber, kerja pengalaman, survey, proyek pengabdian/ pelayanan masyarakat, berkemah dan unit.  
      d.      Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum terdiri dari beberapa bentuk, yang masing – masing  memiliki ciri – cirinya sendiri:
1)      Mata Pelajaran Terpisah – pisah (Isolated Subjects)
Kurikulum terdiri dari sejumlah mata pelajaran yang terpisah – pisah, seperti: Sejarah, Ilmu Pasti, Bahasa Indonesia, dan sebagainya. Tiap mata ajaran disampaikan sendiri – sendiri tanpa ada hubungannya dengan mata ajaran lainnya. Masing – masing diberikan pada waktu tertentu, dan tidak mempertimbangkan minat, kebutuhan, dan kemampuan siswa, semua materi diberikan sama.
2) Mata Ajaran – Mata Ajaran berkorelasi (Correlated)
Korelasi diadakan sebagai upaya untuk mengurangi kelemahan-kelemahan sebagai akibat pemisahan mata ajaran. Prosedur yang ditempuh adalah menyampaikan pokok-pokok yang saling berkorelasi guna memudahkan siswa memahami pelajaran tersebut.
Contohnya, dalam pengajaran Sejarah dan Ilmu Bumi, masing-masing diberikan dalam waktu yang berbeda, tetapi isi/materi dihubungkan dengan hal yang sama, atau dengan pusat minat. Cara lain, ialah pada waktu guru mengajarkan Sejarah dengan topik tertentu, dia korelasikan dengan masalah tertentu dalam mata ajaran Ilmu Bumi.
3) Bidang Studi (Broadfield)
Beberapa mata ajaran yang sejenis dan memiliki ciri-ciri yang sama dikorelasikan/ difungsikan dalam satu bidang pengajaran, misalnya Bidang Studi Bahasa, meliputi membaca, bercerita, mengarang, bercakap-cakap, dan sebagainya. Demikian pula bidang studi lainnya, seperti IPS, IPA, Matematika, dan lain-lain. Salah satu mata ajaran dapat dijadikan “core - subject” sedangkan mata ajaran lainnya dikorelasikan dengan cor tersebut.
4) Program yang berpusat pada Anak (Childrecentered Program)
Program ini adalah orientasi baru dimana kurikulum dititik beratkan pada kegiatan-kegiatan peserta didik, bukan pada mata ajaran. Guru menyiapkan program yang meliputi kegiatan-kegiatan yang menyajikan kehidupan anak misalnya : ekskursi, cerita. Dengan cara memperkaya dan memperluas macam-macam kegiatan, peserta didik dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Cara lain untuk melaksanakan kurikulum ini, ialah pengajaran dimulai dari kelompok siswa yang belajar, kemudian guru bersama siswa tersebut menyusun program bagi mereka. Para siswa akan memperoleh pengalaman melalui program ini.
5) Core Program
Core artinya init atau pusat. Core program adalah suatu program inti berupa suatu unit atau masalah. Masalah itu diambil dari suatu mata ajaran tertentu, misalnya bidang studi IPS. Beberapa mata ajaran lainnya diberikan melalui kegiatan-kegiatan belajar dalam upaya memecahkan masalah tersebut. Mata ajaran tersebut tidak diberikan secara terpisah. Biasanya dalam program itu telah disarankan pengalaman-pengalaman yang akan diperoleh oleh siswa dalam garis besarnya. Berdasarkan pengalaman-pengalaman yang disarankan itu, guru dan siswa memilih, merencanakan dan mengembangkan suatu unit kerja yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kebutuhan siswa.
6) Ecletic Program
Ecletic program adalah suatu program yang mencari keseimbangan antara organisasi kurikulum yang berpusat pada mata ajaran yang berpusat pada peserta didik. Caranya ialah memilih unsur-unsur yang dianggap baik yang terdapat pada kedua jenis organisasi tersebut, kemudian unsur-unsur itu diintegrasikan menjadi suatu program. Program ini sesuai dengan minat, kebutuhan dan kematangan peserta didik. Ruang lingkup dan urutan bahan pelajaran telah ditentukan sebelumnya, dan kemudian perinciannya dikerjakan oleh guru dan siswa. Sebagian waktu digunakan untuk pengajaran langsung, misalnya pengajaran keterampilan, dan sebagian waktu lainnya disediakan untuk unit kerja. Program ini juga menyediakan kesempatan untuk bekerja kreatif, mengembangkan apresiasi dan pemahaman. Pembagian waktu disesuaikan dengan kegiatan untuk mencapai tujuan. Kurikulum itu bersifat luwes.
e) Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu komponen kurikulum, karena kurikulum adalah pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Dengan evaluasi dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar siswa. Berdasarkan informasi itu dapat dibuat keputusan tentang kurikulum itu sendiri, pembelajaran, kesulitan dan upaya bimbingan yang perlu dilakukan.
Aspek-aspek yang perlu dinilai bertitik tolak dari aspek-aspek tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan kurikulum, tujuan pembelajaran, tujuan belajar siswa. Setiap aspek yang bernilai berpangkal pada kemampuan-kemampuan apa yang hendak dikembangkan, sedangkan tiap kemampuan itu mengandung unsur-unsur pengetahuan, keterampilan dan sikap serta nilai. Penerapan aspek yang dinilai mengacu pada kriteria keberhasilan yang telah ditentukan dalam kurikulum tersebut.
Jenis penilaian yang dilaksanakan tergantung pada tujuan diselenggarakannya penilaian tersebut. Misalnya, penilaian formatif dimaksudkan untuk mengetahui kemajuan siswa dan dalam upaya melakukan perbaikan yang dibutuhkan. Berbeda dengan penilaian summatif yang bermaksud menilai kemjuan siswa setelah satu semester atau dalam periode tertentu, untuk mengetahui perkembangan siswa secara menyeluruh.
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu instrumen penilaian, ialah validitas, rehabilitas, objektivitas, kepraktisan, pembedaan, syarat-syarat ini dijelaskan lebih lanjut pada bab evaluasi belajar dan pembelajaran.
Disamping itu, perlu diperhatikan bahwa : 1) penilaian harus bersifat subjektif, dilakuakan berdasarkan tanggung jawab kelompok guru, rencana yang dirinci dan terkait dengan pelaksanaan kurikulum, sesuai dengan tujuan dan materi kurikulum, menggunakan alat ukur yang handal dan mudah dilaksanakan serta memberikan hasil yang akurat.

Selain dari kutipan Oemar Hamalik, saya mengambil dari sumber buku lain yang saya kutip dari buku karangan Burhan Nurgiyantoro dengan judul "Dasar - Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah". Berikut kutipannya......

Sumber II - Dasar - Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah

Seperti  dikemukakan oleh Pratt di atas (1980:4) kurikulum adalah sebuah sistem. Sebagai sebuah sistem, ia pasti mempunyai komponen – komponen atau bagian – bagian yang saling mendukung dan membentuk satu kesatuan yang tak terpisahkan. Komponen – komponen dalam sebuah sistem bersifat harmonis, tidak saling bertentangan. Kurikulum sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan akan direncanakan mempunyai komponen – komponen pokok tujuan, isi, organisasi, dan strategi (Winarno Surahmad:9).

   1.      Tujuan
Kurikulum adalah suatu program yang dimaksudkan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan. Tujuan itulah yang dijadikan arah atau acuan segala kegiatan pendidikan yang dijalankan. Berhasil atau tidaknya program pengajaran di sekolah dapat diukur dari seberapa jauh dan banyak pencapaian tujuan – tujuan tersebut. Dalam setiap kurikulum sekolah, pasti dicantumkan tujuan – tujuan pendidik yang akan atau harus dicapai oleh sekolah yang bersangkutan. Ada dua tujuan yang terdapat dalam sebuah kurikulum sekolah, yaitu sebagai berikut:
a.      Tujuan yang ingin dicapai sekolah secara keseluruhan
Tujuan ini biasanya meliputi aspek – aspek pengetahuan,ketrampilan, sikap, dan nilai – nilai yang diharapkan dimiliki oleh para lulusan sekolah yang bersangkutan. Itulah sebabnya tujuan ini disebut tujuan institusional atau kelembagaan. Di dalam sebuah kurikulum sekolah, terdapat dua macam tujuan institusional, yaitu tujuan institusional umum dan khusus yang keduanya selalu menunjukkan keinstitusionalannya. (Kedua tujuan ini biasanya dicantumkan dalam Buku I suatu kurikulum sekolah)
b.      Tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bidang studi
Tujuan ini adalah penjabaran tujuan institusional di atas yang meliputi tujuan kurikulum dan instruksional yang terdapat dalam setiap GBPP (Garis – garis Besar Program Pengajaran) tiap bidang studi. Baik tujuan kurikulum maupun instruksional juga mencakup aspek – aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai – nilai yang diharapkan dimiliki anak setelah mempelajari setiap bidang studi dan pokok bahasan dalam proses pengajaran.
   2.      Isi
Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis – jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program masing – masing bidang studi tersebut. Jenis – jenis bidang studi ditentukan atas dasar tujuan institusional sekolah yang bersanngkutan. Jadi, ia berdasarkan kriteria apakah suatu bidang studi menopang tujuan itu atau tidak. Berdasarkan kriteria itu maka jenis bidang studi yang diberikan pada suatu sekolah, misalnya SMA, akan berbeda dengan sekolah yang lain, misalnya SPG.

Isi program suatu bidang studi yang diajarkan sebenarnya adalah isi kurikulum itu sendiri, atau ada juga yang menyebutnya sebagai silabus. Silabus biasanya dijabarkan ke dalam bentuk pokok – pokok bahasan dan sub – sub pokok bahasan, serta uraian bahan pelajaran. Uraian bahan pelajaran inilah yang dijadikan dasar pengambilan bahan dalam setiap kegiatan belajar mengajar di kelas oleh pihak guru. Penentu pokok – pokok dan sub – sub pokok bahasan didasarkan pada tujuan instruksional.

   3.      Organisasi
Organisasi Kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa kerangka program-program pengajaran yang akan disampaikan kepada siswa. Orang kurikulum dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu struktur horisontal dan struktur vertikal. Struktur horisontal berhubungan dengan masalah pengorganisasian kurikulum dalam bentuk penyusunan bahan-bahan pengajaran yang akan disampaikan. Bentuk-bentuk penyususnan mata-mata pelajaran itu dapat secara terpisah (separate subject), kelompok-kelompok mata pelajaran (corellated), atau penyatuan seluruh pelajaran (integrated). Tercakup pula di sini adalah jenis-jenis program yang dikembangkan di sekolah, yaitu misalnya program pendidikan umum, akademis, keguruan, keterampilan, dan lain-lain.
Struktur vertikal berhubungan dengan masalah pelaksanaan kurikulum di sekolah. Misalnya apakah kurikulum dilaksanakan dengan sistem kelas, tanpa kelas, atau gabungan antara keduanya, dengan sistem unit waktu semester atau caturwulan. Termasuk dalam hal ini adalah juga masalah pembagian waktu untuk masing-masing bidang studi untuk tiap tingkat. Misalnya bidang studi bahasa Indonesia diberikan selama berapa jam tiap minggu pada SMP/ SMA kelas I, II, dan III. Demikian pula halnya dengan bidang - bidang studi yang lain.

   4.      Strategi
Dengan komponen strategi dimaksudkan strategi pelaksanaan kurikulum di sekolah. Masalah strategi pelaksanaan itu dapat dilihat dalam cara yang ditempuh dalam melaksanakan pengajaran, penilaian, bimbingan dan konseling, pengaturan kegiatan sekolah secara keseluruhan, pemilihan metode pengajaran, alat atau media pengajaran, dan sebagainya. Dalam pelaksanaan pengajaran misalnya dilakukan dengan pendekatan PPSI (berlaku untuk seluruh bidang studi) atau dengan cara lain seperti sistem pengajaran modul, paket pelajaran, dan sebagainya.

Nah, telah kita bahas apa saja yang termasuk Komponen - Komponen Pengembangan Kurikulum  yang saya kutip dari 2 buku. Mudah - mudahan kutipan saya dapat bermanfaat bagi pembaca, dan GOOD LUCK :D ....

REFERENCE:
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Nurgiyantoro, Burhan. 1988. Dasar – Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah. Yogyakarta:  BPFE